Sabtu, 28 September 2013

BUDIDAYA TANAMAN TOMAT
Cara menanam tomat, jenis-jenis tomat
1.      Ciri-ciri Tanaman Tomat
Dalam kehidupan sehari-hari, tomat mempunyai peranan yang sangat penting. Karena itu, kita pun sudah tidak asing lagi dengan tomat. kalau kita ingin tau cara menanam tomat kita harus mengetahui telrebih  dahulu ciri-ciri tomat sebelumnya supaya tidak keliru dengan tanaman lainnya, ciri-cirinya adalahsebagai berikut:

a.    Berbentuk perdu, kecuali tomat liar yang tumbuh menjalar,
b.    Berumur lebih dari setahun,
c.    Berakar tunggang.
d.    Berbatang bersegi dan berbulu halus,
e.    Bunganya berbentuk terompet kecil dan berwarna kuning,
f.    Buahnya berbentuk bulat, bulat pipih, dan ada juga yang seperti bola lampu,
g.    Buahnhya berdaging dan mengandung banyak air, dan
h.    Daunnya bercelah dengan tulang daun menyirip.

2.      Jenis-jenis Tomat

Ada beberapa jenis tomat yang dikenal oleh masyarakat. Beberapa jenis di antaranya pasti pernah kamu makan, baik yang dimakan secara langsung maupun yang digunakan sebagai bumbu masak. Berikut ini jenis tomat-tomat tersebut.
a.    Tomat apel (Solanum lycopersium L.pyriforme)
Tomat jenis ini berbuah bulat dan sedikit keras seperti apel atau pir.

b.    Tomat sayur atau tomat porselin (Solanum lycopersicum l commune)
Tomat sayur atau porselin berbuah bulat pipih, lunak, dan bentuknya tidak teratur. Tomat ini banyak dijual dipasar.

c.    Tomat kentang (Soalnum lycopersicum L grandifolium)
Tomat jenis ini berbuah bulat besar dan padat. Ukuran buah tomat ini lebih kecil dari tomat apel dan berdaun lebar.

d.    Tomat keriting (solanum lycopersicum L. validum)
Tomat jenis ini berbentuk agak lonjong dank eras, sedangkan daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau kelam.

3.    Bertanam Tomat
Tanaman tomat dapat tumbuh, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Jenis tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi, sedangkan jenis tomat sayur lebih baik ditanam di dataran rendah. Jadi, sebelum kamu bertanam tomat, lebih baik tentukan dahulu lahan yang akan ditanami, apakah berupa dataran rendah atau dataran tinggi.

Ketika kamu akan menanam tomat, carilah tanah yang subur dan sedikit mengandung pasir. Hal ini karena tomat menyukai tanah seperti ini. Namun, tanah liat yang mengandung sedikit pasir sangat tidak disukai tanaman ini. Selain itu, tanaman tomat ternyata tidak tahan terhadap hujan. Jadi, kamu lebih baik tidak menanam tomat pada saat musim hujan.

Tomat dikembangbiakkan dengan bijinya. Sebelum kamu menanam tomat disemaikan terlebih dahulu. Tanah yang akan dijadikan persemaian dicangkul dan diberi pupuk kandang. Biji tomat ditaburkan berbaris dengan jarak antar baris 5 cm. Ketika kamu menaburkan biji tomat ini, lakukanlah dengan hati-hati dan tipis-tipis di atas tanah persemaian. Setelah 5-7 hari disemaikan, biji tomat akan tumbuh. Setelah berumur 2 minggu, bibit dari persemaian dipindahkan ke dalam kantong plastik.

Lahan yang akan digunakan untuk bertanam tomat dicangkul. Kemudian, buatlah beberapa lubang. Setiap lubang diberi pupuk kandang. Setelah satu bulan, pindahkanlah tanaman tomat yang ada di kantong plastic. Setelah itu, kamu dapat menutupi tanaman tomatmu dengan dedaunan atau pelapah pisang. Hal ini  dilakukan agar dapat mencegah panas matahari atau air hujan. Baru setelah 3-4, hari kamu dapat membuka tutupnya. Setelah itu, jangan lupa diberi pupuk.

Seperti halnya manusia, tanaman juga suka sakit. Penyebabnya adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tomat, di antaranya ulat dan cacing. Adapun cendawan, bakteri, dan virus merupakan penyebab penyakiut pada tanaman tomat. Penyakit pada tanaman tomat cepat menyebar. Jadi, kamu harus berhati-hati. Perhatikan selalu tanaman tomatmu agar terhindar dari penyakit dan menghasilkan buah yang baik.

Pencegahan terhadap penyakit agar tidak menyebar adalah dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang sakit. Dengan demikian, penyebab penyakitnya akan mati dan tidak akan mengganggu  tanamanmu lagi.

Setiap kita menanam, pasti saat-saat yang ditunggu-tunggu adalah ketika tanaman berbuah dan buahnya sudah masak. Banarkan? Rasanya puas ketika melihat tanaman yang kita tanam berbuah banyak dan siap dipetik.

Memperbanyak Benih Pisang Dengan Bonggol


Pisang merupakan komoditas yang banyak diusahakan petani.  Sebaran penanamanya sangat luas, hampir semua daerah pasti akan kita temui tanaman pisang dengan  berbagai jenis dan varietas yang ditanam.  Ini dapat dimaklumi karena pisang mudah ditanam, tidak perlu teknologi yang tinggi dan manfaatnya sangat besar.  Selain buahnya, pisang juga dapat dipanen dalam bentuk daunya untuk pembungkus aneka makanan.  Buah pisang juga dapat diolah dengan berbagai macam makanan yang menarik dan bergizi tinggi.


Namun menanam pisang kadang menghadapi masalah berkaitan dengan penyediaan benih untuk budidayanya.  Benih pisang biasanya diambil dari anakan pisang yang dipisahkan dan dijadikan benih.  Tentu jumlahnya terbatas, apalagi kalau kita memerlukannya dalam jumlah banyak tentu sangat kesulitan untuk memenuhinya.   Pada beberapa perusahaan yang besar mereka memenuhi kebutuhan benihnya dengan benih dari kultur jaringan yang bisa dipesan dengan jumlah yang besar, kualitas benih seragam dan bebas patogen. Ini tentu tidak bisa dilakukan oleh petani kebanyakan,mereka tentu kesulitan untuk memperoleh benih pisang kultur jaringan, apalagi harganya masih relatif tinggi sehingga tidak terjangkau oleh petani.
Solusi yang bisa dilakukan oleh petani adalah memperbanyak benih pisang sendiri dengan menggunakan bonggol.  Bonggol adalah batang pisang yang berada di bagian bawah, dimana biasanya anakan / tunas pisang tumbuh.
Bonggol yang dapat digunakan berupa bonggol yang masih melekat pada tanaman induk ataupun bonggol yang sudah dipisahkan dari tanaman induknya.  Perbanyakan yang digunakan adalah anakan yang berumur 15 – 20 cm.  Anakan tersebut tidak dipisahkan dari tanaman induk, tetap  berada di lahan dan melekat pada tanaman induk.  Dengan cara ini tunas baru yang diinginkan akan tumbuh lebih cepat karena sistem perakaran dari bonggol anakan tidak terganggu.  Dengan cara ini dapat dihasilkan kurang lebih 700 benih dari 1 bonggol dalam waktu kurang lebih 8 bulan.
Proses perbanyakan benih pisang.
Proses perbanyakan benih pisang itu dapat dilakukan dengan mudah oleh petani.  Tekniknya sederhana dan mudah dilakukan. 
Berikut ini adalah Prosedur perbanyakan benih pisang dengan menggunakan bonggol  sebagai sumber perbanyakan sebagaimana yang telah dilakukan :
  • Pilihlah anakan dengan bonggol berukuran 15 – 20 cm dari tanaman induk yang sehat, berproduksi tinggi dan mutunya bagus.
  • Potong anakan lebih kurang 5 cm di atas bonggol dan buang semua bekas pelepah daun.
  • Buat lubang sedalam 4 cm dan diameter 2cm tepat di bagian tengah bonggol.
  • Tunas-tunas yang tumbuh dari bonggol yang diperlakukan merupakan generasi kedua (G-2S).
  • Tiga bulan setelah tumbuh bonggol (G-3S) tunas sudah berukuran lebih kurang 15 cm dan sudah dapat diperlakukan lagi seperti pada anakan generasi pertama (dipotong batangnya,dibuang tunasnya) untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas yang baru.
  • Prosedur di atas dapat diulangi lagi sampai menghasilkan generasi keempat (G-4 S).
  • Tunas generasi keempat yang berukuran 10 – 15 cm dapat dipindahkan ke pot atau polybag dan lakukan perawatan sebagaimana mestinya.
  • Benih dipupuk dengan NPK  dengan dosis 5 gram per benih setelah benih dipindahkan ke polybag dan berumur 1 bulan.
Perbanyakan benih pisang ini dapat dilakukan dengan mudah oleh petani, karena tekniknya sederhana dan tidak memerlukan biaya yang besar.  Silahkan dicoba teknologi tepat guna perbanyakan benih pisang  dengan bonggol ini, mudah-mudahan bermanfaat.
CARA MEMBUAT KOMPOS DENGAN BAKTERI EM4
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos dengan menggunakan EM4. Penggunaan EM4 ini akan mempercepat proses pengomposan karena didalamnya mengandung mikroba. Proses pengomposan terbantu dengan adanya mikroba tersebut. Dan anda bisa mendapatkan EM4 di toko pertanian atau toko kimia.

Pengomposan dengan EM4 sangat baik dilakukan di lahan sempit, terutama di perkotaan. Dimana sangat susah untuk mendapatkan lahan terbuka di perkotaan. Cukup dengan menggunakan tong plastik sudah cukup untuk mengolah sampah dapur harian di sebuah rumah tangga. Dan prosesnya cukup cepat antara 1-2 minggu sudah bisa digunakan sebagai pupuk.

Membuat kompos dengan EM4 ini akan membantu mengurangi timbunan sampah yang mulai tidak terkontrol di perkotaan. Atau mengurangi kebiasaan masyarakat membakar sampah. Dan pembuatan kompos ini lebih efektif daripada membakar sampah tersebut.

Pemanfaatan sampah menjadi kompos akan bisa menghemat banyak sumber daya. Sumber daya yang selama ini hanya digunakan untuk membuat lingkungan bersih. Sudah saatnya sumber daya itu dirubah sehingga menghasilkan nilai tambah.

Sampah ketika berubah menjadi kompos akan memiliki nilai tambah. Jauh lebih berharga daripada sampah berubah menjadi abu yang tidak ada nilainya. Malah lebih memboroskan energi ketika membakar sampah menjadi abu.

Kalau kita hitung berapa ongkos energi yang bisa dihemat. Dan bisa digunakan untuk pelestarian alam. Ongkos energi tersebut bisa digunakan untuk hal lain daripada hanya menghaslkan abu saja. Maka pengolahan sampah menjadi kompos dengan menggunakan EM4 akan mempercepat proses pengolahan sampah, yang produksinya sudah mulai tidak terkendali.

Berikut cara membuat kompos dengan EM4:

A. Menyiapkan tempat pembuatan kompos.

Siapkan tong plastik yang bisa anda beli di tempat loak. Siapkan pula pipa yang berguna sebagai saluran udara untuk oksigenasi proses pemgomposan nantinya. Juga bisa untuk menghindarkan adanya bau selama proses pengomposan.

Anda bisa melakukan modifikasi pada tong plastik tersebut. Caranya dengan membuat lubang atau jendela di bagian bawahnya. Sehingga saat kompos sudah jadi, tinggal mengambil lewat bagian bawahnya. Jadi proses pengomposannya bisa berkelanjutan.

B. Memperbanyak larutan EM4.

Oplos larutan EM4 yang sudah dibeli di toko pertanian. Caranya masukan 20 ml larutan EM4 + 10 gr gula pasir +  air bersih 1000 ml di dalam jerigen. Kocok dan fermentasikan atau peram selama 24 jam.

Proses memperbanyak larutan EM4 tidak berpengaruh pada hasil kompos nantinya. Hanya anda akan bisa menghemat biaya membeli EM4 tersebut.

C. Mengolah sampah basah dan kering.

Sampah dapur dipotong kecil-kecil, kemudian masukan ke dalam tong plastik. Campur dengan daun kering dengan perbandingan 1:1. Lalu aduk dan tambahkan larutan EM4 yang sudah dioplos tadi. 

D. Proses pengomposan.

Anda bisa tambahkan setiap sampah dapur diatasnya, lalu aduk setiap tiga hari untuk memasukan oksigen dan menurunkan panas yang timbul karena proses pengomposan tadi. 

Pengomposan telah selesai jika campuran tadi sudah berwarna kehitaman dan tidak berbau. Maka saat itu bisa anda gunakan untuk pupuk tanaman di rumah anda.

Membuat kompos dengan EM4 ini lebih cepat dari cara biasanya. Dan ini sangat membantu dalam pengolahan limbah rumah tangga yang makin hari makin menggunung ini.
sumber : http://kesehatanlingkungansamarinda.blogspot.com