BAB II
METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI
A. Definisi Metodologi
Metodologi adalah
ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan
tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang
sedang dikaji. Metodologi juga bisa disebut sebagai suatu teknik/cara untuk
mengerjakan sebuah pekerjaan dengan urutan-urutan tertentu atau
prosedur-prosedur tertentu.
B. Beberapa macam model/metodologi Sistem
Informasi
1.
Model SDLC (System
Development Life Cycle)
Secara umum pada
model SDLC ini terdapat 5 tahapan yaitu : Perencanaan, Analisis, Perancangan,
Implementasi, dan Penggunaan.
2.
Structural Design
Structural Design
adalah sebuah metodologi dimana setiap fasenya dilakukan secara berurut setelah
fase sebelumnya selesai. Metodologi ini meminimalisir adanya perubahan selama
proyek berlangsung. Jika muncul perubahan kebutuhan menjelang akhir proyek maka
fase analisis dan seterusnya harus di ulang dan akan memakan waktu dan biaya
yang lebih besar lagi.
3.
RAD (Rapid Application Development)
Metodologi RAD ini
tetap mengadopsi dasar dari SDLC dan dimodifikasi agar pengembangan sistem
menjadi lebih cepat. Pada metodologi ini juga di sisipi dengan metode
prototyping yaitu sebuah metode pembangunan sistem yang membangun beberapa
versi sistem secara berkelanjutan dimana setiap versi sistem itu merupakan
versi minimalis yang telah melalui verifikasi pengguna. Model ini dimulai dari
pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi dan
pengujian.
4.
Sekuensial Linier (Pressman)
Model
ini terdiri dari tahapan perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa
kebutuhan, desain, penulisan program, pengujian dan perawatan sistem.
5.
Prototipe (Prototyping
Model),
Model ini dimulai
dengan pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat, pembentukan
prototipe, evaluasi pelanggan terhadap prototipe, perbaikan prototipe dan
produk akhir.
6.
Model evolusioner (dapat berupa model incremental atau model
spiral)
Model
incremental merupakan gabungan model sekuensial linier dengan prototyping (mis
perangkat lunak pengolah kata dengan berbagai versi). Sedangkan model spiral
menekan adanya analisa resiko. Jika analisa resiko menunjukkan ada
ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan sistem dapat dihentikan.
7.
Model generasi ke-empat (4GT)
Model
ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, strategi perancangan, implementasi
menggunakan 4GL dan pengujian.
Dari
ke tujuh model diatas salah satunya akan di bahas dari sudut metodolgi yaitu
system informasi model SDLC.
C. Model/Metodologi SDLC (System Development Life Cycle)
Pengembangan sebuah
sistem, terdapat sistem yang dikenal dengan konsep SDLC (system development
life cycle). Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu
proses berkesinambungan untuk menciptakan atau mengubah sebuah sistem dan
merupakan sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan
pengembangan sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana
sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan &
pembangunan sistem serta delivering-nya kepada pengguna.
Secara umum pada
model SDLC ini terdapat 5 tahapan yaitu : Perencanaan, Analisis, Perancangan,
Implementasi, dan Penggunaan.
Gambar 1. Metodologi Siklus
Hidup Sistem Informasi
1.
Tahapan Perencanaan
1)
Menyadari
Masalah
Kebutuhan akan proyek biasanya dirasakan oleh
manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2) Mendefinisikan Masalah
Setelah
manajer menyadari adanya masalah, ia
harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Ia
melakukan identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusaha
mengumpulkan semua informasi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis
sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.
3) Menentukan Tujuan Sistem
Manajer
dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi
oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya dinyatakan secara
umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4) Mengidentifikasi Kendala Sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya
tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan,
seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran
yang dibutuhkan oleh konsumen dan keharusan menggunakan perangkat keras yang
telah ada. Kendala itu penting untuk diidentifikasi sebelum
sistem mulai dikerjakan.
5)
Membuat Studi
Kelayakan
Studi
kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam
dimensi kelayakan, yaitu :
a. Teknis
; tersediakah hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang
diperlukan?
b. Pengembalian
ekonomis ; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan
membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c. Pengembalian
non ekonomis ; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan
keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
d. Hukum
dan etika ; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan
etika?
e. Operasional
; apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan
menggunakannya?
f.
Jadwal ; mungkinkah penerapan sistem
dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area pemakai.
6) Menyiapkan usulan penelitian sistem
Jika
suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara
menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang terinci
bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan
bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan
penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu
tidaknya pengeluaran untuk analisis. Hal penting yang harus diingat tentang
usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan
(perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih
baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika
siklus hidup mulai berjalan.
7) Menyetujui atau menolak proyek penelitian
Manajer
dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang
diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan à keputusan
teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu :
a. Akankah
sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya?
b. Apakah
penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan
analisis sistem?
Jika
keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap penelitian (analisis).
Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak mengalihkan perhatiannya ke
masalah-masalah lain.
8) Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum
penelitian sistem dimulai, manajer menetapkan pengendalian proyek dengan
menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan
dilaksanakan. Setelah jadwal ditetapkan, jadual tersebut harus di dokumentasikan
dalam bentuk yang memudahkan pengendalian (misalkan gunakan Microsoft Project).
- Tahapan Analisis
1)
Mengumumkan
Penelitian Sistem
Manajer
khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu
dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :
a. alasan
perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana
sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2)
Tim Proyek
Tim
proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil,
pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan
mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya
spesialis informasi.
3)
Mendefinisikan
Kebutuhan Informasi
Analis
mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan
pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei).
Dari semua metode tersebut, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :
a. Menyediakan
komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
b. Dapat
meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak
pemakai.
c. Dapat
menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
d. Memberi
kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan
bertentangan.
Dokumentasi
dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow diagram), dan grafik
serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah kamus proyek sering
digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem.
4)
Mendefinisikan
Kriteria Kinerja Sistem
Langkah
selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh
sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
a. Laporan
harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
b. Laporan
harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
c. Laporan
harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk
bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5)
Menyiapkan
Usulan Rancangan
Analis
sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau
hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan
dan kungan bagi keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
6)
Menerima atau
Menolak Proyek Rancangan
Manajer
dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah
akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin
diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan jika disetujui, proyek
maju ke tahap rancangan.
- Tahapan Perancangan
1)
Menyiapkan
rancangan sistem yang terinci
Analisis bekerja sama
dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat
yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk
menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar
dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini
merupakan ciri rancangan terstruktur
(structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke
tingkat subsistem.
2)
Mengidentifikasi
berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis
mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang
akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.
Identifikasi merupakan suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai
kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis
bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang
dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja,
dengan kendala-kendala yang ada.
4)
Mimilih
konfigurasi terbaik
Analis
mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan
sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai,
analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
5)
Menyiapkan
usulan penerapan
Analis
menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang
harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
6)
Menyetujui
atau menolak penerapan sistem
Keputusan
untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat
meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari
sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui
- Tahapan Penerapan
1) Merencanakan
penerapan
Manajer
dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan
untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan
yang sangat rinci.
2) Mengumumkan
penerapan
Proyek
penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian
sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai
keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
3) Mendapatkan sumber daya perangkat keras
Rancangan sistem
disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada
konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP), yang berisi antara lain :
a. Surat
yang ditransmisikan
b. Tujuan
dan kendala sistem
c. Rancangan
sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan,
dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran
file.
d. Jadwal pemasangan
4) Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Ketika perusahaan memutuskan untuk
menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan
dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal. Programmer
dapat menyiapkan dokumentasi yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa
semu (psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan
pengujian program. Hasil akhirnya adalah software library dari program
aplikasi.
5) Menyiapkan
Database
Pengelola database (database
administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag
berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database. Hal tersebut
memerlukan pengumpulan data baru atau data yang telah ada perlu dibentuk
kembali sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru dan menggunakan sistem
manajemen basis data (database management sistem – DBMS).
6) Menyiapkan fasilitas fisik
Jika
perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan
konstruksi baru atau perombakan. Sehingga pembangunan fasilitas tersebut
merupakan tugas berat dan harus dijadualkan sehingga sesuai dengan keseluruhan
rencana proyek.
7) Mendidik
peserta dan pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan
mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka
disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding,
dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran mereka
dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup dimulai,
tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8) Menyiapkan usulan cutover
Proses menghentikan penggunaan sistem lama
dan memulai menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh
pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada
manajer agar dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)
9)
Menyetujui
atau menolak masuk ke sistem baru
Manajer menelaah status proyek dan
menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka
manajemen menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka
manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus
diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian
manajemen menjadwalkan tanggal baru.
10) Masuk Ke Sistem Baru
Ada
4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
a) Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem
percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
b) Serentak (immediate) merupakan pendekatan
yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat
yang ditentukan.
c) Bertahap (phased), sistem baru digunakan
berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d) Paralel
(parallel), mengharuskan
sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.
Cutover
menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem. Penggunaan
sistem dapat dimulai sekarang.
- Tahapan Penggunaan
1)
Menggunakan
sistem
Pemakai
menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
2)
Audit sistem
Setelah
sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik
sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan
istilah penelaahan setelah penerapan (post implementation review
3)
Memelihara
sistem
Selama
manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem
(sistem maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
a.
Memperbaiki kesalahan
b.
Menjaga kemutakhiran sistem
c.
Meningkatkan sistem
4)
Menyiapkan
usulan rekayasa ulang
Ketika
sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut
tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada pembuat system bahwa sistem itu
perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo
atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup
sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren
sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
5) Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer
dan komite pengarah sistem informasi mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem
dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
http://endlogic80.blogspot.com/2010/04/tugas-siklus-hidup-sistem.html
diakses pada tanggal 13 oktober 2013
http://dolorkodok.blogspot.com/2012/11/tahapan-siklus-hidup-sistem-informasi.html diakses pada tanggal 13 oktober 2013
http://arfiyanfiyan.blogspot.com/2013/01/siklus-hidup-sistem.html diakses pada
tanggal 13 oktober 2013
http://rahmanfirmansyah7.wordpress.com/2008/11/27/metodologi-pengembangan-sistem-informasi/ diakses pada
tanggal 13 oktober 2013
http://mazirwan.blogspot.com/2009/08/mengenal-metodologi-pengembangan-sistem.html diakses pada
tanggal 13 oktober 2013